Sejarah Monumen Nasional: 5 Fakta Terbaru & Arti Simbolis Monas

Sejarah Monumen Nasional dimulai sejak 17 Agustus 1961, namun hingga kini Monas terus mengalami “transformasi”—sebagai tempat wisata, edukasi, dan ruang publik bercita rasa hijau. Berikut 5 fakta paling update tentang Monas per Juli 2025 yang wajib kamu tahu:

 

Sejarah Monumen Nasional dimulai sejak 17 Agustus 1961, namun hingga kini Monas terus mengalami “transformasi”—sebagai tempat wisata, edukasi, dan ruang publik bercita rasa hijau. Berikut 5 fakta paling update tentang Monas per Juli 2025 yang wajib kamu tahu:

Awal Pembangunan & Makna Filosofis Monas

Sejarah Monumen Nasional bermula saat Presiden Soekarno menggagas monumen nasional untuk mengabadikan “semangat kemerdekaan” Indonesia  Dirancang oleh Friedrich Silaban dan R.M. Soedarsono, Monas berbentuk lingga-yoni—simbol kesetimbangan antara energi laki-laki dan perempuan. Obelisksi setinggi 132 m berdiri di atas panggung 17 × 17 × 45 m, yang merefleksikan tanggal proklamasi 17‑08‑1945

Tahapan Konstruksi Hingga Peresmian

Pembangunan dimulai 17 Agustus 1961 dengan penancapan 284 tiang fondasi, dilanjutkan pembangunan museum bawah tanah dan obelisk hingga tahun 1963 Setelah melewati tahapan pendanaan dan pergantian rezim (Sukarno ke Soeharto), Monas resmi dibuka untuk khalayak umum pada 12 Juli 1975

Revitalisasi & Penanaman Hijau di Sekitar Monas

Pemerintah DKI Jakarta sejak tahun 2023 tengah menjalankan program hijaukan kawasan Monas: menanam 300 pohon baru, menambah amfiteater terbuka, dan fasilitas video mapping untuk event publik  Proyek ditargetkan selesai pada pertengahan 2024, namun diperkirakan masih berlanjut hingga akhir 2025 untuk penyempurnaan ruang publik.

Jam Operasional & Akses Terkini

Mulai Senin kedua 2025, Monas dibuka setiap hari pukul 08.00–16.00 WIB, kecuali Senin untuk pemeliharaan. Pengunjung juga dapat menikmati kawasan malam Monas: Selasa–Jumat (19.00–22.00), Sabtu–Minggu (19.00–00.00) .
Pada periode Lebaran (1–6 April 2025), Monas sempat tutup pada 30 Maret, lalu kembali buka pada 1 April, dengan jam operasional dibatasi hingga pukul 18.00 WIB selama 4–6 April 2025

Monumen Nasional, atau yang lebih dikenal sebagai Monas, adalah tugu peringatan setinggi 132 meter yang terletak di Jakarta. Pembangunannya dimulai pada 17 Agustus 1961 di bawah perintah Presiden Soekarno, dan dibuka untuk umum pada 12 Juli 1975, diresmikan oleh Presiden SoehartoMonas dibangun untuk mengenang perjuangan dan semangat rakyat Indonesia dalam merebut kemerdekaan dari pemerintahan kolonial. 

Sejarah Pembangunan Monas:
  • Gagasan Awal:

    Ide pembangunan Monas muncul pada tahun 1950-an, setelah ibu kota kembali ke Jakarta. Presiden Soekarno menginginkan sebuah simbol yang dapat membangkitkan semangat juang dan kebanggaan nasional. 

  • Sayembara Desain:

    Pada tahun 1955, diadakan sayembara untuk mencari desain terbaik Monas. Sayembara pertama tidak menghasilkan pemenang yang memenuhi harapan Soekarno, sehingga diadakan sayembara kedua pada tahun 1960. Namun, hasil sayembara kedua juga belum memuaskan. 

  • Penunjukan Arsitek:

    Karena tidak ada pemenang yang sesuai, Soekarno menunjuk dua arsitek ternama, Soedarsono dan Frederich Silaban, untuk merancang Monas. 

  • Pembangunan:

    Pembangunan dimulai pada 17 Agustus 1961, dengan penancapan tiang pertama oleh Soekarno. 

  • Peresmian:

    Monas diresmikan dan dibuka untuk umum pada 12 Juli 1975. 

Makna Simbolis Monas:
  • Lidah Api Emas:
    Puncak Monas berbentuk lidah api yang dilapisi emas, melambangkan semangat perjuangan rakyat Indonesia yang menyala-nyala. 

Atraksi Edukasi & Museum Sejarah Monas

Museum Sejarah Nasional di bawah Monas menampilkan 51 diorama kronologis perjalanan bangsa—dari masa kerajaan hingga pasca-kemerdekaan 
Di “Hall of Independence”, teks Proklamasi asli dan patung Garuda Pancasila menjadi pusat perhatian, dilengkapi pintu perunggu bermekanik dan penutup suara proklamasi via audio otomatis

Makna Simbol & Emas di Puncak Monas

Bagian paling mencolok dari Monas adalah “Tungku Api Kemerdekaan”—lampu berlapis daun emas seberat ±50 kg, disusun atas 77 panel tembaga. Pada ulang tahun ke-50 kemerdekaan (1995), timbunan emas ditambah dari 35 kg menjadi 50 kg untuk memperkuat simbol kekayaan dan perjuangan bangsa .

Tips Wisata & Foto Terkini

  • Waktu terbaik berkunjung: pagi (08.00–11.00) atau malam saat pencahayaan menakjubkan di pelataran Monas .

  • Transportasi: mudah dijangkau lewat KRL Gambir/Juanda, Transjakarta Koridor 1 & 2, atau MRT Monas (sedang dibangun dan diperkirakan beroperasi pada 2026)

  • Tiket masuk: HTM kawasan adalah Rp 5.000 (dewasa), Rp 2.000 (anak); tambahan lift ke dek observasi Rp 10.000


Kesimpulan

Sejarah Monumen Nasional bukan hanya cerita masa lalu, tetapi terus berkembang sebagai ruang publik, wisata edukasi, dan ikonik budaya Jakarta. Dari revitalisasi hijau, akses malam, hingga penambahan fasilitas, Monas tetap relevan dengan dinamika zaman dan digitalisasi. Monas sudah dan tetap menjadi jantung patriotisme, tempat kita berkaca pada masa lalu dan merayakan masa depan.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *