Prasasti Turyyan: 7 Fakta Sejarah Kerajaan Mpu Sindok di Malang yang Wajib Diketahui

Prasasti Turyyan: 7 Fakta Sejarah Kerajaan Mpu Sindok di Malang yang Wajib Diketahui

Prasasti Turyyan adalah salah satu bukti nyata keberadaan Kerajaan Mpu Sindok yang berdiri pada abad ke-10 Masehi di Jawa Timur. Prasasti ini ditemukan di kawasan Turen, Malang, dan menjadi salah satu peninggalan bersejarah paling penting yang menjelaskan peralihan kekuasaan dari Jawa Tengah menuju Jawa Timur.

Artikel ini akan membahas secara mendalam 7 fakta penting mengenai Prasasti Turyyan: sejarah penemuan, isi prasasti, konteks politik, hingga makna budaya yang terkandung di dalamnya.


1. Sejarah Penemuan Prasasti Turyyan

kekunaan.blogspot.com/20...

Prasasti Turyyan ditemukan di wilayah Turen, Kabupaten Malang. Nama “Turyyan” berasal dari istilah kuno yang merujuk pada daerah tersebut. Penemuan ini dianggap monumental karena menunjukkan bahwa sejak abad ke-10, Malang sudah menjadi bagian penting dari jaringan kekuasaan Kerajaan Isyana.

Prasasti ini dipahat pada batu andesit dengan aksara Jawa Kuno dan bahasa Sanskerta. Kondisi ukiran masih relatif baik sehingga bisa dipelajari oleh para epigrafi. Temuan ini memperkuat bukti bahwa Jawa Timur sudah menjadi pusat politik baru sejak era Mpu Sindok.


2. Isi dan Makna Prasasti Turyyan

Isi utama prasasti ini menjelaskan penetapan tanah sima atau tanah perdikan. Tanah tersebut dibebaskan dari kewajiban pajak dan dialokasikan untuk pemeliharaan bangunan suci atau kepentingan keagamaan.

Tradisi sima memiliki makna ganda: dari sisi politik memperkuat legitimasi raja, dari sisi sosial-ekonomi menumbuhkan hubungan harmonis antara penguasa, rakyat, dan institusi keagamaan. Dengan adanya Prasasti Turyyan, kita tahu bagaimana Mpu Sindok mengatur tata kelola wilayah dengan melibatkan aspek spiritual.


3. Konteks Politik pada Masa Mpu Sindok

Mpu Sindok dikenal sebagai raja yang memindahkan pusat kerajaan dari Jawa Tengah ke Jawa Timur pada tahun 929 M. Perpindahan ini diperkirakan karena faktor bencana alam, tekanan politik, dan strategi pertahanan.

Prasasti Turyyan menjadi salah satu bukti awal kebijakan Mpu Sindok di Jawa Timur. Dengan menetapkan sima, ia menunjukkan kekuasaan baru sekaligus memperkuat Dinasti Isyana yang menjadi kelanjutan dari Mataram Kuno.


4. Bahasa dan Aksara dalam Prasasti

Prasasti Turyyan menggunakan bahasa Jawa Kuno bercampur Sanskerta. Hal ini mencerminkan tingginya pengaruh budaya India pada periode tersebut, sekaligus memperlihatkan kemampuan literasi masyarakat Jawa abad ke-10.

Aksara yang digunakan memiliki karakter khas masa awal Kerajaan Isyana. Menurut ahli epigrafi, struktur kalimat dalam prasasti bukan sekadar administratif, tetapi juga mengandung unsur estetika dan legitimasi politik.


5. Nilai Historis Prasasti Turyyan

borobudurwriters.id/kolo...

Bagi sejarawan, Prasasti Turyyan sangat penting karena menjadi sumber primer untuk memahami politik dan sosial-budaya Jawa Kuno. Dari prasasti ini kita tahu bagaimana raja mengatur tanah, memperkuat hubungan dengan lembaga keagamaan, serta mengelola masyarakatnya.

Selain itu, prasasti ini juga memperlihatkan bagaimana wilayah Malang mulai berperan sebagai bagian strategis dalam sistem kerajaan Jawa Timur.


6. Hubungan dengan Prasasti Lain

Selain Prasasti Turyyan, ada prasasti lain dari era Mpu Sindok, seperti:

  • Prasasti Anjukladang (937 M) → memperingati pasukan yang gugur dalam peperangan.

  • Prasasti Wulig → juga menetapkan sima di wilayah berbeda.

Perbandingan ini menunjukkan bahwa Prasasti Turyyan memiliki posisi unik karena langsung berkaitan dengan wilayah Malang. Artinya, sejak awal Dinasti Isyana, Malang sudah dianggap sebagai kawasan penting dalam jaringan kerajaan.


7. Warisan Budaya yang Perlu Dilestarikan

Kini, Prasasti Turyyan dianggap sebagai warisan budaya bangsa. Pelestarian dilakukan melalui penyimpanan resmi dan penelitian berkelanjutan. Pemerintah daerah, lembaga penelitian, hingga masyarakat lokal memiliki peran penting dalam menjaga keberadaan prasasti ini.

Selain sebagai objek penelitian, prasasti ini juga bisa dikembangkan sebagai bagian dari wisata sejarah di Malang. Edukasi sejarah berbasis prasasti akan membantu generasi muda mengenal identitas budaya mereka sendiri.


Makna Sosial-Ekonomi Penetapan Sima

Dalam konteks sosial, sima adalah bentuk redistribusi kekuasaan. Wilayah yang ditetapkan sebagai sima tidak lagi membayar pajak kepada kerajaan, tetapi sumber dayanya dialihkan untuk menjaga bangunan suci.

Bagi rakyat, kebijakan ini memberikan keuntungan karena mendapat perlindungan khusus. Bagi kerajaan, kebijakan ini memperkuat legitimasi. Dengan kata lain, Prasasti Turyyan merekam sistem politik-ekonomi yang canggih pada masanya.


Kajian Epigrafi atas Prasasti Turyyan

Prasasti Turyyan- Sumber penulisan sejarah kuno Indonesia ada  bermacam-macam ada prasasti, ada hasil kesusasteraan yang berupa naskah  sejarah dan naskah susastera yang memuat keterangan sejarah, naskah  keagamaan, dan naskah hukum dan tata

Penelitian terhadap prasasti ini melibatkan berbagai bidang, mulai dari epigrafi, arkeologi, hingga filologi. Ahli epigrafi menafsirkan makna aksara dan struktur bahasa, sedangkan arkeolog menelaah konteks material batu prasasti.

Kajian filologi melihat perbandingan teks dengan prasasti lain. Dari sini, para ilmuwan bisa menyusun gambaran lebih utuh tentang sistem pemerintahan Jawa Timur awal.


Relevansi dalam Pendidikan Sejarah

Prasasti Turyyan memiliki nilai edukatif yang tinggi. Di sekolah, prasasti ini bisa dijadikan bahan ajar untuk menjelaskan sejarah lokal Malang sekaligus dinamika kerajaan Jawa Timur.

Dengan pendekatan interaktif—misalnya kunjungan situs sejarah atau pameran prasasti—generasi muda bisa lebih dekat dengan sejarahnya. Pemahaman semacam ini akan menumbuhkan rasa bangga sekaligus kesadaran melestarikan warisan budaya.


Baca Juga : Bahasa Portugis Mirip Bahasa Indonesia: 7 Fakta Menarik yang Jarang Diketahui


Kesimpulan

Prasasti Turyyan adalah salah satu peninggalan sejarah terpenting dari masa Kerajaan Mpu Sindok di Malang. Melalui prasasti ini, kita memahami bagaimana raja menetapkan tanah sima, mengatur politik, dan membangun legitimasi di Jawa Timur.

Dengan isi yang kaya akan makna sosial, politik, dan spiritual, Prasasti Turyyan bukan sekadar batu bertulis, tetapi cermin peradaban Jawa Kuno. Oleh karena itu, pelestarian dan penelitian lebih lanjut atas prasasti ini sangat penting untuk menjaga identitas sejarah bangsa.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *